Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2014

HadiahNya Ada untuk Mereka yang Bersabar...

Assalamualaikum... Wah,, catatan seorang teman yang baru saja saya baca sangat menginspirasi. Bahwa keikhlasannya dalam menjalani masa kecil yang serba kesusahan mengantarkannya menuju kesuksesan. Semakin meyakinkan saya, bahwa hadiah dari Tuhan memang benar adanya bagi mereka yang bersabar. Kita semua juga mungkin pernah, atau sering nelongso . Entah diuji dengan kekurangan harta, kemampuan, atau apapun. Bedanya bagi kita yang belum mendapat hadiah — atau saya sajalah, rasanya tidak adil membawa- bawa kita , hehe—mungkin adalah karena masih terlalu sering menelongsokan diri sendiri, alias mendramatisir kesedihan yang dialami. Saya kadang juga sering , “Lho? Kan sudah berdoa, sudah sholat, sudah puasa? Tapi kenapa belum dikasih juga, Tuhan?”. Justru setelah saya pikir- pikir baru saja, mungkin belum dikabulkannya suatu hajat itu malah karena saya menanyakan hal tersebut. Mm begini saja gampangnya. Kalau saya ikhlas, tentu saja saya tidak perlu merasa telah berbuat baik, buka...

Catatan Kecil (calon) Pendidik

Jika kau putuskan dirimu untuk menjadi pendidik, guru, maka artinya kau sudah siap menanggalkan pencitraan diri. Maka artinya pula kau siap untuk mengabdi, seberapapun lingkungan, bahkan negara ini menghargaimu. Menjadi guru yang sebenarnya harus bukan hasil pelarian, bukan keterpaksaan. Menjadi guru adalah cita- cita mulia yang kau sematkan dalam- dalam di dadamu. Jangan bayangkan tinggi- tinggi untuk mencapai sertifikasi, tunjangan gaji, dan apalah itu namanya. Tunjukkan baktimu dulu, maka Tuhan akan menghargaimu. Bahkan membayarmu secara tunai sebelum kau menyadarinya. Bahwa bayaranNya tak melulu dalam bentuk materi. Bisa saja kau diberi sehat... Umur panjang... Relasi... Ilmu bermanfaat yang kau wariskan pada anak- anak didikmu... dan lain sebagainya. Namun yang paling penting dari itu semua, adalah keberkahanNya. Jika Tuhan sudah memberkahi, maka bahagialah di dalam hatimu. Tak peduli berapa gajimu sebagai guru tidak tetap, guru les, guru bimbel, dan lain sebagainya...

Touching Story of Mother's Unconditional Love

Free In Brazil, there lived a boy namely Leonardo with his mother. One day, Leonardo came toward his mother in kitchen who was preparing the dinner. He stretched out a little piece of paper. After his mother dried her hands on her apron, she read the piece of paper.     Grass-cutting pay               : Cz$  5.000     Room-cleaning pay            : Cz$  5.000     Shopping pay                    : Cz$ 10.000     Trash throwing-away pay   : Cz$  5.000     Total                                  : Cz$ 25.000 That’s the writing on the paper. Mother looked at Leonardo, he was still standing across the table. Mother then picked a ...

Memori tentang Bapak

Assalamualaikum... Ceritanya hari ini aku dan keluarga melayat saudara, seorang bulik di Banyumanik. Meski sudah kurang lebih sebulan dari masa meninggalnya, namun kami memang baru bisa kesana. Kami berada di Kalimantan waktu itu, dan tidak bisa pulang. Sedih... Tidak bisa mengantar bulik untuk yang terakhir kalinya. Singkat cerita, Om Ali, istri bulik almarhumah, menceritakan setiap detail perjalanan sakit bulik sampai beliau tidak ada. Sungguh... Kami menunduk menahan haru. Air mata serasa sudah di penghujung mata, namun kami sekuat hati menahannya. Kami tidak ingin membuat Om dan keluarganya merasa sedih kembali. Om Ali berkata, bahwa meskipun dalam rumah tangga mereka seringkali terjadi cek cok karena beda pendapat, namun setelah 25 tahun bersama dan kemudian ditinggal, beliau merasa menjadi pincang. Bahwa ada separuh dari dirinya yang hilang entah kemana. Sampai rumah kurenungi cerita Om Ali tadi. Dan pikiran ini tiba- tiba kembali ke masa bapak tiada. Jelas sekal...