Langsung ke konten utama

Ilmu Sabar



يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَ الصَّلاَةِ إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِيْن
Wahai orang- orang yang beriman! Mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat; sesungguhnya Allah beserta orang- orang yang sabar
(Q.S. Al- Baqarah:153)

 

Tiba- tiba saja saya teringat pada sebuah gambar yang pernah dikirimkan oleh seorang sahabat beberapa waktu yang lalu. Gambar tersebut tentang seorang ahli fiqih yang didebat dan dihujat oleh murid- muridnya. Kalimat dalam gambar tersebut kurang lebih sebagai berikut:
At young age, my parents sent me to a college with the greatest teacher of fiqh, tajweed, and tafseer. I spent many nights studying and memorizing entire books. My life as a pupil was not easy. But with patience and discipline, I managed to complete my studies and became a teacher myself. Today 20 years later, I realize that the most useful thing I acquired during those years is patience.
Kalimat terakhir lah yang membuat saya masih saja mengingatnya: Saya menyadari bahwa hal terpenting dalam belajar bertahun- tahun adalah kesabaran. Sang ahli fiqih, digambarkan baru saja menyadari bahwa hal terpenting dalam proses panjang belajarnya adalah kesabaran, bukan hanya ilmu fiqih, tajwid, dan tafsir itu sendiri. Beliau yang sudah ahli pun, masih saja dibantah dan didebat sengit oleh para muridnya. Dan disitu dia harus bersabar, sebagaimana dia bersabar dalam belajarnya yang terjadi berpuluh- puluh tahun.
Ya, hal terpenting bukan hanya ilmu yang kita pelajari semasa kita sekolah, semasa kita kuliah yang berlangsung bertahun- tahun. Satu hal terpenting lainnya adalah kesabaran, yang seharusnya mampu kita petik dalam masa menunggu yang sekian lama. Kita belajar sedari kecil, berkesulitan memahami materi pelajaran, berusaha untuk menghafalnya satu- persatu, semua itu seyogyanya adalah pembelajaran untuk bersabar.
Jika sang guru tersebut diuji kesabarannya dengan sikap dari murid- muridnya yang membangkang, lalu bagamana dengan kita?
Setiap kita pun pasti diuji dengan “media tes kesabaran” masing- masing. Saat kita lulus dari sekolah atau kuliah, ada yang berkesulitan mencari pekerjaan, ada yang bekerja namun tak sesuai minatnya, atau bekerja namun dengan gaji yang tak seberapa, dan sebagainya. Mungkin dari kita pernah berfikir bahwa proses perjalanan panjang menuntut ilmu seakan tak sebanding, tak berhasil, karena apa yang kita lakukan sekarang belum mampu menerapkan apa yang kita pelajari dulunya. Namun dengan memahami kisah singkat tadi, kita akan mengerti, bahwa tak ada yang sia- sia dalam kehidupan ini. Bahwa hal terpenting dalam mempelajari segala hal selain ilmu itu sendiri adalah sifat sabar yang tak ternilai harganya.
Begitu indahnya sabar, semoga kita mampu menjadi ahlinya! (Aamiin)

Komentar

  1. man shabara zhafira, selalu ada kemudahan bersama kesulitan. Bagus ma, sabar itu pelajaran kehidupan yang tak ternilai SKSnya. :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ory; Si Anak Hebat yang Selalu Tak Percaya Diri

  Masih kuingat betul pertemuan pertamaku dengan Ory, saat itu dalam kegiatan debat Bahasa Inggris atau dalam madrasah kami disebut English Debate Club (EDC). Menjelang tahun awal pelajaran memang kusampaikan pada murid lama EDC, “Tolong ajak teman yang bagus Bahasa Inggrisnya untuk bergabung di sini, ya.” Lalu akhirnya, diajaklah Ory ke dalamnya oleh Dyna Syarifa, salah seorang dari muridku yang pernah menjuarai lomba pidato tingkat nasional itu. Pertama kali melihat “yang dibawa” Dyna adalah Ory, jujur aku lumayan terkejut. Karena pesanku sebelumnya, “Tolong ajak teman yang bagus Bahasa Inggrisnya.” Namun yang kudapati saat itu, “yang dibawa” adalah satu anak yang sangat jelas nampak tidak percaya diri dan hanya diam saja sepanjang kegiatan. Masih kuingat betul pula, saat itu tema yang kami bahas adalah tentang ‘Capital Punishment’ atau Hukuman Mati bagi para pejabat yang melakukan korupsi, sebaiknya dilakukan atau tidak. Sebelum anak-anak melakukan debat, seperti biasa, kum...

Kisah dalam Munaqosyah

Di madrasah tempatku mengajar, ada yang namanya munaqosyah . Munaqosyah adalah ujian lisan bagi kelas XII yang meliputi 4 bidang; Juz ‘Amma, Qiroatul Kitab, Muhadatsah Bahasa Arab, dan Conversation Bahasa Inggris. Sejak dulu kala, dengan ada atau tidak adanya Ujian Nasional, munaqosyah selalu menjadi salah satu syarat penentu kelulusan para santri. Jadi meskipun dulu ketika seorang santri lulus dalam Ujian Nasional tetapi gagal dalam munaqosyah , maka dia akan tetap dianggap tidak lulus sampai akhirnya melakukan remedi atau ujian ulang untuk munaqosyah nya, berapa kalipun itu (konon kabarnya ada yang pernah mengulang hingga 11 kali ☹ ). Lalu yang lebih menegangkan, orangtua atau wali santri wajib mendampingi ketika munaqosyah dilaksanakan. Mereka diminta untuk duduk di belakang putra/putrinya ketika sedang diuji. Ini supaya orangtua bisa menyaksikan sendiri secara langsung bagaimana kemampuan putra/putrinya dalam menjawab pertanyaan dari para penguji. Karena dianggap sebegitu sak...

drg.Zulfikar

Assalamualaikum… Ceritanya, saya sedang terinspirasi oleh kebaikan seorang dokter gigi di kota saya ini. Singkat cerita, saya punya gigi yang berlubang sangat besar dan telah saya biarkan selama kurang lebih 15 tahun. Kalau tidak salah, gigi geraham saya ini berlubang sejak saya berumur 8 tahun, yaitu kelas 2 SD.  Sedangkan saya sekarang berumur 23 tahun (Parah ya?). Lubang ini saya biarkan saja, karena tidak sakit. Mungkin karena dulu masih kecil jadi kepedulian terhadap kesehatan gigi belum begitu saya perhatikan. Namun lambat laun, lubang ini semakin membesar. Hingga saya besar, saya katakan gigi ini sudah terlanjur sayang . Mau dicabut saya masih eman , tetapi  jika tidak pun lubangnya sangat besar dan sungguh mengganggu setiap kali saya makan. Berulang kali ke dokter gigi mana pun selalu disarankan untuk mencabut, namun saya tetap bersikeras tidak mau. Saya masih agak trauma, karena dulu pernah gigi geraham saya dicabut oleh seorang dokter gigi sehingga ada ompong d...