Risiko hidup dalam budaya patriarki, wanita selalu dianggap berada dalam posisi inferior . Kalian pasti pernah mendengar, atau mengalami sendiri, beberapa kalimat yang sering terlontar di antara masyarakat kita seperti “Ayo ndang nikah, lee... Ben ono sing masakke, gak masak- masak dewe.” Atau mungkin ketika seorang lelaki berbelanja, mungkin akan kalian dengar, “Istrinya kemana mas? Kok belanja sendiri.” Beberapa kalimat seperti itu, menempatkan posisi bahwa seakan- akan, lelaki itu haram melakukan pekerjaan- pekerjaan rumah tangga seperti itu. Bahwa setumplek blek pekerjaan rumah tangga itu wajib hukumnya, hanya dan akan selalu hanya, dilakukan oleh perempuan—atau istri— dalam sebuah rumah tangga. Apakah saya sedang curhat? Oh Alhamdulillah tidak. Saya sangat bersyukur top to toe, to the moon and back, saya berada dalam lingkup laki- laki yang demokratis sekali. Dalam rumah tangga saya, saya adalah satu- satunya wanita. Selain saya, ada bapak mertua...