Langsung ke konten utama

Sesal

 "Ku meminta rindu, menyesali waktu.

‎Mengapa dahulu tak kuucapkan
‎Aku mencintaimu sejuta kali sehari. "

‎Itu merupakan penggalan lirik lagu 'Kamu dan Sejuta Kenangan' yang diciptakan Melly Goeslaw dan Anto Hoed.

‎Sesal.
‎Ya, itu adalah sebuah lagu tentang penyesalan. Mengapa ketika kekasihnya masih hidup, ia tak mengucapkan kata cinta setiap harinya. Sampai pd akhirnya, kekasihnya meninggal.

‎Semua dari kita pasti pernah punya sesal. Entah dalam percintaan, keputusan, atau apapun.

‎Hari ini, aku juga merasakannya.
‎16 hari pasca mengalami kecelakaan, aku masih belum bisa menggunakan kaki kiriku untuk berjalan dengan sempurna.
‎Untuk berjalan, aku menggunakan kaki kananku (alhamdulillah kaki kananku dalam keadaan baik), sebuah tongkat, dan tumit kiriku.
‎Telapak kaki kiriku belum bisa untuk menapak.
‎Masih ada memar, dan masih ada bagian yang bengkak.
‎Sedangkan tangan kiriku, masih dalam proses pemulihan pula usai operasi pemasangan pen.

‎16 hari "menganggur" dan tak banyak beraktivitas, terkadang membuatku berpikir.
‎"Kenapa dulu aku tidak banyak berjalan ya? Kenapa dulu aku tidak berlari sewaktu bisa?"
‎Sekarang, aku ingin berjalan.
‎Aku ingin berlari!

‎Mungkin itulah sesal.
‎Kalian mungkin juga pernah  merasakannya.

‎"Kenapa dulu aku tak begini? Kenapa dulu tak begitu sewaktu mampu?"
‎Agatha Christie pernah berkata, "Seseorang tidak menyadari saat-saat yang sangat penting dalam hidupnya sampai semuanya terlambat."

‎Terkadang kita terlalu menganggap remeh suatu keadaan, keberadaan, kehadiran, atau apapun itu, sampai akhirnya dia benar-benar tak ada.
‎Begitulah.

‎Saat ini, untuk memperbaiki perasaanku, aku berkata pada diriku sendiri.
‎"Allah telah memberiku nikmat untuk dapat berjalan selama 34 tahun dengan sempurna, tanpa kekurangan suatu apapun. Sekarang saat Ia menguji, haruskah aku seberisik ini?"
‎Innalillahi wainnailaihi rojiun.
‎Bukankah sesungguhnya semua adalah milik Allah, dan tak ada satupun milik kita?

‎Semoga tak ada lagi sesalku dan kalian semua di kemudian hari.
‎Sayangi siapapun di sekitarmu dengan cinta terbaikmu saat kau mampu.
‎Sholatlah dengan sempurna saat kau mampu.
‎Berlarilah saat kakimu mampu.
‎Menarilah.
‎Lihatlah.
‎Dengarkanlah.
‎Sampai akhirnya Allah berkata, "Ini waktunya."

‎10 Juni 2025, 18:21

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ory; Si Anak Hebat yang Selalu Tak Percaya Diri

  Masih kuingat betul pertemuan pertamaku dengan Ory, saat itu dalam kegiatan debat Bahasa Inggris atau dalam madrasah kami disebut English Debate Club (EDC). Menjelang tahun awal pelajaran memang kusampaikan pada murid lama EDC, “Tolong ajak teman yang bagus Bahasa Inggrisnya untuk bergabung di sini, ya.” Lalu akhirnya, diajaklah Ory ke dalamnya oleh Dyna Syarifa, salah seorang dari muridku yang pernah menjuarai lomba pidato tingkat nasional itu. Pertama kali melihat “yang dibawa” Dyna adalah Ory, jujur aku lumayan terkejut. Karena pesanku sebelumnya, “Tolong ajak teman yang bagus Bahasa Inggrisnya.” Namun yang kudapati saat itu, “yang dibawa” adalah satu anak yang sangat jelas nampak tidak percaya diri dan hanya diam saja sepanjang kegiatan. Masih kuingat betul pula, saat itu tema yang kami bahas adalah tentang ‘Capital Punishment’ atau Hukuman Mati bagi para pejabat yang melakukan korupsi, sebaiknya dilakukan atau tidak. Sebelum anak-anak melakukan debat, seperti biasa, kum...

Kisah dalam Munaqosyah

Di madrasah tempatku mengajar, ada yang namanya munaqosyah . Munaqosyah adalah ujian lisan bagi kelas XII yang meliputi 4 bidang; Juz ‘Amma, Qiroatul Kitab, Muhadatsah Bahasa Arab, dan Conversation Bahasa Inggris. Sejak dulu kala, dengan ada atau tidak adanya Ujian Nasional, munaqosyah selalu menjadi salah satu syarat penentu kelulusan para santri. Jadi meskipun dulu ketika seorang santri lulus dalam Ujian Nasional tetapi gagal dalam munaqosyah , maka dia akan tetap dianggap tidak lulus sampai akhirnya melakukan remedi atau ujian ulang untuk munaqosyah nya, berapa kalipun itu (konon kabarnya ada yang pernah mengulang hingga 11 kali ☹ ). Lalu yang lebih menegangkan, orangtua atau wali santri wajib mendampingi ketika munaqosyah dilaksanakan. Mereka diminta untuk duduk di belakang putra/putrinya ketika sedang diuji. Ini supaya orangtua bisa menyaksikan sendiri secara langsung bagaimana kemampuan putra/putrinya dalam menjawab pertanyaan dari para penguji. Karena dianggap sebegitu sak...

drg.Zulfikar

Assalamualaikum… Ceritanya, saya sedang terinspirasi oleh kebaikan seorang dokter gigi di kota saya ini. Singkat cerita, saya punya gigi yang berlubang sangat besar dan telah saya biarkan selama kurang lebih 15 tahun. Kalau tidak salah, gigi geraham saya ini berlubang sejak saya berumur 8 tahun, yaitu kelas 2 SD.  Sedangkan saya sekarang berumur 23 tahun (Parah ya?). Lubang ini saya biarkan saja, karena tidak sakit. Mungkin karena dulu masih kecil jadi kepedulian terhadap kesehatan gigi belum begitu saya perhatikan. Namun lambat laun, lubang ini semakin membesar. Hingga saya besar, saya katakan gigi ini sudah terlanjur sayang . Mau dicabut saya masih eman , tetapi  jika tidak pun lubangnya sangat besar dan sungguh mengganggu setiap kali saya makan. Berulang kali ke dokter gigi mana pun selalu disarankan untuk mencabut, namun saya tetap bersikeras tidak mau. Saya masih agak trauma, karena dulu pernah gigi geraham saya dicabut oleh seorang dokter gigi sehingga ada ompong d...