Jika kau putuskan dirimu untuk menjadi pendidik, guru, maka
artinya kau sudah siap menanggalkan pencitraan diri. Maka artinya pula kau siap
untuk mengabdi, seberapapun lingkungan, bahkan negara ini menghargaimu.
Menjadi guru yang sebenarnya harus bukan hasil pelarian,
bukan keterpaksaan. Menjadi guru adalah cita- cita mulia yang kau sematkan
dalam- dalam di dadamu. Jangan bayangkan tinggi- tinggi untuk mencapai
sertifikasi, tunjangan gaji, dan apalah itu namanya. Tunjukkan baktimu dulu,
maka Tuhan akan menghargaimu. Bahkan membayarmu secara tunai sebelum kau
menyadarinya. Bahwa bayaranNya tak melulu dalam bentuk materi. Bisa saja kau
diberi sehat... Umur panjang... Relasi... Ilmu bermanfaat yang kau wariskan
pada anak- anak didikmu... dan lain sebagainya. Namun yang paling penting dari
itu semua, adalah keberkahanNya. Jika Tuhan sudah memberkahi, maka bahagialah di
dalam hatimu. Tak peduli berapa gajimu sebagai guru tidak tetap, guru les, guru
bimbel, dan lain sebagainya. Tuhan tahu... Tuhan tidak memerlukan syarat rumit seperti sertifikasi.
Bagi kalian yang sebelumnya berfikir bahwa guru gajinya
banyak, maka silakan berpindah ke lain hati. Di bank, atau di perusahaan, bisa
puluhan kali lipat gajinya. Tapi bagi kalian yang ingin, bercita- cita, calon,
dan yang sudah menjadi guru, kudoakan keberkahan Tuhan selalu bersamamu. Semoga
ilmu yang kau tularkan menjadi ilmu yang bermanfaat, yang bisa kau bawa sampai
kau tak mampu mengajar lagi nanti. Aamiin...
Catatan
kecil (calon) pendidik
Saya ingin menjadi pendidik, dan saya memilih masuk kedalam sebuah institusi yang memang dikhususkan ke dalam jalur pendidikan, tapi sampai saat ini saya tak kunjung selesai dalam menjalani pendidikan di tempat saya belajar sekarang, bagaimana solusinya?
BalasHapusJalanNya memang bukan yang tercepat, tp pasti yg terbaik. Terus bertahan dan berjuang, insyAllah kesabaran dan usahanya berbuah manis nanti.
BalasHapusthe richest man is a volunteer and teacher is a kind of it
BalasHapus