Langsung ke konten utama

Being a Civil Servant?



Being a Civil Servant?

Pramoedya Ananta Toer, the old Indonesian great writer, in his era ever said “Don’t be a civil servant, be a boss of yourself. Don’t eat others’ sweat, eat yours. And those are proven by working.”
Wow… What a message. I was actually so surprised when I read this quotation. At that time, even when the vacancy of being a civil servant was widely opened, Pramoedya had said such thing. From the words “…be a boss of yourself”, if we notice carefully, it means that by not being a civil servant, we can be the possessor of ourselves. Or in other words, it means that by being a civil servant, we cannot be the possessor of ourselves.
            Being a civil servant or PNS in bahasa Indonesia, is actually good. We do something based on our ability that matches to specific government department. We have enough monthly salary, subsidy for some things, and a guarantee of pension fund later. Everything is safe. We are really in a safe and well-ordered situation. However, don’t you remember that everyone can be their best when they are not in a safe place?
            There was a proverb by Duke Ellington I ever read, which said that a problem is a chance for you to do your best. Since, by being in a bad condition, we will try best to be out of not being bad anymore. Therefore, a problematic circumstance was said as an opportunity.
            Now just imagine if all 220 million people in Indonesia want to be civil servant. Wow… Really there is no idea what will happen then. For more realistic, actually it won’t happen right? (hehe). Ya. Let’s just realize then, that it is impossible if all people can be a civil servant. Does the world stop spinning then? Of course not! The sun still rises from east and sets in west. Rasulullah even once said that Allah will open 7 doors of prosperity for those who do a trade. Rasulullah was a seller, too. Since he was child till he was adult.
            For today circumstance, we must know that trade, selling, does not only concern to any material things such as clothes, shoes, bags, and so forth. No, actually it does not. Just discover anything from you that worth it, then it will be. You can broaden your ability, your skill, and you can make anyone look at you at last. You may start by making an id card, leaflet, brochure, or anything you can. Sell what you can, write them down there, and just distribute. You can start distributing them to your close relation first, such as family, friends, neighbors, a friend of your friend, etc. At least you have tried, not statically wait for a job. If the destiny later brings you to be a civil servant, just be grateful. But if the destiny brings you to the opposite, you won’t be regret for preparing the alternatives :).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ory; Si Anak Hebat yang Selalu Tak Percaya Diri

  Masih kuingat betul pertemuan pertamaku dengan Ory, saat itu dalam kegiatan debat Bahasa Inggris atau dalam madrasah kami disebut English Debate Club (EDC). Menjelang tahun awal pelajaran memang kusampaikan pada murid lama EDC, “Tolong ajak teman yang bagus Bahasa Inggrisnya untuk bergabung di sini, ya.” Lalu akhirnya, diajaklah Ory ke dalamnya oleh Dyna Syarifa, salah seorang dari muridku yang pernah menjuarai lomba pidato tingkat nasional itu. Pertama kali melihat “yang dibawa” Dyna adalah Ory, jujur aku lumayan terkejut. Karena pesanku sebelumnya, “Tolong ajak teman yang bagus Bahasa Inggrisnya.” Namun yang kudapati saat itu, “yang dibawa” adalah satu anak yang sangat jelas nampak tidak percaya diri dan hanya diam saja sepanjang kegiatan. Masih kuingat betul pula, saat itu tema yang kami bahas adalah tentang ‘Capital Punishment’ atau Hukuman Mati bagi para pejabat yang melakukan korupsi, sebaiknya dilakukan atau tidak. Sebelum anak-anak melakukan debat, seperti biasa, kum...

Kisah dalam Munaqosyah

Di madrasah tempatku mengajar, ada yang namanya munaqosyah . Munaqosyah adalah ujian lisan bagi kelas XII yang meliputi 4 bidang; Juz ‘Amma, Qiroatul Kitab, Muhadatsah Bahasa Arab, dan Conversation Bahasa Inggris. Sejak dulu kala, dengan ada atau tidak adanya Ujian Nasional, munaqosyah selalu menjadi salah satu syarat penentu kelulusan para santri. Jadi meskipun dulu ketika seorang santri lulus dalam Ujian Nasional tetapi gagal dalam munaqosyah , maka dia akan tetap dianggap tidak lulus sampai akhirnya melakukan remedi atau ujian ulang untuk munaqosyah nya, berapa kalipun itu (konon kabarnya ada yang pernah mengulang hingga 11 kali ☹ ). Lalu yang lebih menegangkan, orangtua atau wali santri wajib mendampingi ketika munaqosyah dilaksanakan. Mereka diminta untuk duduk di belakang putra/putrinya ketika sedang diuji. Ini supaya orangtua bisa menyaksikan sendiri secara langsung bagaimana kemampuan putra/putrinya dalam menjawab pertanyaan dari para penguji. Karena dianggap sebegitu sak...

drg.Zulfikar

Assalamualaikum… Ceritanya, saya sedang terinspirasi oleh kebaikan seorang dokter gigi di kota saya ini. Singkat cerita, saya punya gigi yang berlubang sangat besar dan telah saya biarkan selama kurang lebih 15 tahun. Kalau tidak salah, gigi geraham saya ini berlubang sejak saya berumur 8 tahun, yaitu kelas 2 SD.  Sedangkan saya sekarang berumur 23 tahun (Parah ya?). Lubang ini saya biarkan saja, karena tidak sakit. Mungkin karena dulu masih kecil jadi kepedulian terhadap kesehatan gigi belum begitu saya perhatikan. Namun lambat laun, lubang ini semakin membesar. Hingga saya besar, saya katakan gigi ini sudah terlanjur sayang . Mau dicabut saya masih eman , tetapi  jika tidak pun lubangnya sangat besar dan sungguh mengganggu setiap kali saya makan. Berulang kali ke dokter gigi mana pun selalu disarankan untuk mencabut, namun saya tetap bersikeras tidak mau. Saya masih agak trauma, karena dulu pernah gigi geraham saya dicabut oleh seorang dokter gigi sehingga ada ompong d...