Langsung ke konten utama

Rindu Suguhan Berita Baik dalam Negri


Menyaksikan tayangan berita di televisi memang sudah menjadi bagian dari rutinitas hidup kita sehari- hari. Terdapat beragam pilihan waktu penayangan, mulai dari pagi petang hingga akhir malam. Tak lain dan tak bukan, tujuannya pastilah untuk memenuhi asupan informasi terbaru yang kita semua butuhkan.
Namun seringkali saya pribadi merasa miris bahwa pada kenyataannya kebanyakan berita yang ditayangkan adalah beragam hal yang mengerikan atau menyedihkan. Mulai dari kasus korupsi, perampokan, pencurian, pembunuhan sadis, tawuran, kekerasan seksual, penjualan manusia, dan lain sebagainya yang lengkap tersaji setiap waktunya. Benar bahwa memang apa yang diungkap adalah fakta yang tak diragukan lagi keabsahannya. Namun seakan ada nuansa bahwa tak ada lagi hal baik yang bisa diberitakan dari negeri tercinta ini. Saya mengapresiasi betul, ada beberapa program talkshow yang telah mengusung segala kebaikan dalam negeri seperti program Kick Andy. Tetapi yang saya maksudkan di sini adalah tayangan berita secara umum yang diputar berkala tiap pagi, siang, sore, atau malam hari.
Saya ingin mengatakan bahwa secara pribadi, saya merindukan suguhan bermacam berita baik dalam negeri. Sehingga kita semua rakyat Indonesia, tak merasa pesimis akan kemampuan bangsa sendiri. Tentu saja bukan berarti bahwa ini dijadikan “tameng” untuk berita- berita buruk, bukan seperti itu. Hanya alangkah baiknya bila kita melihat segala sesuatu dari dua sisi.
Bukankah akan sangat membanggakan, bila berita tentang kejuaraan olimpiade Internasional, temuan mobil listrik, pelestarian budaya daerah, dan hal lain yang dilakukan dengan baik oleh anak dalam negeri ini diungkap pula di media? Sehingga berita- berita baik tersebut tak harus cukup puas untuk mendapat tempat pada running text saja, melainkan diangkat pula pada penayangan berita.

Jika saja setiap tayangan berita televisi bersedia menciptakan satu segmen “Indonesian Good News” atau “Berita Baik dalam Negeri” beberapa menit saja dalam penayangannya, maka akan dirasa sangat baik ke depannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ory; Si Anak Hebat yang Selalu Tak Percaya Diri

  Masih kuingat betul pertemuan pertamaku dengan Ory, saat itu dalam kegiatan debat Bahasa Inggris atau dalam madrasah kami disebut English Debate Club (EDC). Menjelang tahun awal pelajaran memang kusampaikan pada murid lama EDC, “Tolong ajak teman yang bagus Bahasa Inggrisnya untuk bergabung di sini, ya.” Lalu akhirnya, diajaklah Ory ke dalamnya oleh Dyna Syarifa, salah seorang dari muridku yang pernah menjuarai lomba pidato tingkat nasional itu. Pertama kali melihat “yang dibawa” Dyna adalah Ory, jujur aku lumayan terkejut. Karena pesanku sebelumnya, “Tolong ajak teman yang bagus Bahasa Inggrisnya.” Namun yang kudapati saat itu, “yang dibawa” adalah satu anak yang sangat jelas nampak tidak percaya diri dan hanya diam saja sepanjang kegiatan. Masih kuingat betul pula, saat itu tema yang kami bahas adalah tentang ‘Capital Punishment’ atau Hukuman Mati bagi para pejabat yang melakukan korupsi, sebaiknya dilakukan atau tidak. Sebelum anak-anak melakukan debat, seperti biasa, kum...

Kisah dalam Munaqosyah

Di madrasah tempatku mengajar, ada yang namanya munaqosyah . Munaqosyah adalah ujian lisan bagi kelas XII yang meliputi 4 bidang; Juz ‘Amma, Qiroatul Kitab, Muhadatsah Bahasa Arab, dan Conversation Bahasa Inggris. Sejak dulu kala, dengan ada atau tidak adanya Ujian Nasional, munaqosyah selalu menjadi salah satu syarat penentu kelulusan para santri. Jadi meskipun dulu ketika seorang santri lulus dalam Ujian Nasional tetapi gagal dalam munaqosyah , maka dia akan tetap dianggap tidak lulus sampai akhirnya melakukan remedi atau ujian ulang untuk munaqosyah nya, berapa kalipun itu (konon kabarnya ada yang pernah mengulang hingga 11 kali ☹ ). Lalu yang lebih menegangkan, orangtua atau wali santri wajib mendampingi ketika munaqosyah dilaksanakan. Mereka diminta untuk duduk di belakang putra/putrinya ketika sedang diuji. Ini supaya orangtua bisa menyaksikan sendiri secara langsung bagaimana kemampuan putra/putrinya dalam menjawab pertanyaan dari para penguji. Karena dianggap sebegitu sak...

drg.Zulfikar

Assalamualaikum… Ceritanya, saya sedang terinspirasi oleh kebaikan seorang dokter gigi di kota saya ini. Singkat cerita, saya punya gigi yang berlubang sangat besar dan telah saya biarkan selama kurang lebih 15 tahun. Kalau tidak salah, gigi geraham saya ini berlubang sejak saya berumur 8 tahun, yaitu kelas 2 SD.  Sedangkan saya sekarang berumur 23 tahun (Parah ya?). Lubang ini saya biarkan saja, karena tidak sakit. Mungkin karena dulu masih kecil jadi kepedulian terhadap kesehatan gigi belum begitu saya perhatikan. Namun lambat laun, lubang ini semakin membesar. Hingga saya besar, saya katakan gigi ini sudah terlanjur sayang . Mau dicabut saya masih eman , tetapi  jika tidak pun lubangnya sangat besar dan sungguh mengganggu setiap kali saya makan. Berulang kali ke dokter gigi mana pun selalu disarankan untuk mencabut, namun saya tetap bersikeras tidak mau. Saya masih agak trauma, karena dulu pernah gigi geraham saya dicabut oleh seorang dokter gigi sehingga ada ompong d...